Fenomena Panjang Mad Thabii dan Ghunnah
Dalam kajian ilmu tajwid, terdapat dua bab yang sangat signifikan menurut pandangan saya, yaitu hukum bacaan Ghunnah dan Mad Thobii. Kedua hukum ini dikenal dengan panjang bacaan dua harakat, meskipun terdapat sedikit perbedaan pendapat mengenai Ghunnah yang ada yang menganggapnya 2,5 harakat.
Penting untuk dicatat bahwa Ghunnah tidak hanya berlaku untuk huruf ن dan م yang bertasydid, tetapi juga mencakup hukum-hukum seperti Ikhfa’, Idgham bi-ghunnah, Iqlab, dan Ikhfa’ Syafawi, yang melibatkan unsur Ghunnah dalam praktiknya. Sementara Mad Thobii merujuk pada panjang bacaan dua harakat yang muncul setelah huruf ا yang sebelumnya fathah, ي yang sebelumnya kasroh, dan و yang sebelumnya dhommah.
Dalam pengalaman saya, kebanyakan buku-buku tajwid dan pengajar Al-Qur’an sepakat bahwa kedua hukum ini harus dibaca dengan panjang dua harakat. Namun, dalam praktiknya, terutama pada Ghunnah, sering kali bacaan menjadi lebih panjang dari yang disepakati, berkisar antara 2 hingga 2,5 harakat. Bahkan, tidak banyak qari yang dapat konsisten dalam menerapkan panjang bacaan Ghunnah dan Mad Thobii sesuai standar dua harakat.
Untuk menguji panjang bacaan ini dengan pasti, bisa dilakukan dengan memotong rekaman bacaan dan menganalisanya menggunakan aplikasi editing suara seperti Audacity atau Adobe Audition. Hasilnya menunjukkan bahwa Ghunnah cenderung memiliki bacaan yang lebih panjang.
Dari hasil kajian tersebut, saya menyimpulkan beberapa hal:
- Mad Thobii sebaiknya tidak diperpanjang lebih dari dua harakat. Jika lebih panjang, dapat dianggap sebagai kesalahan ringan yang membutuhkan koreksi.
- Untuk Ghunnah dan sejenisnya, perlu sikap yang lebih toleran terhadap panjang bacaan yang berkisar antara 2 hingga 2,5 harakat. Jika dianggap sebagai kesalahan ringan, sebaiknya diberikan maaf dan bimbingan untuk perbaikan.
- Meskipun kesimpulan ini tidak secara eksplisit ditemukan dalam kitab tajwid, namun saya mendapat dukungan dari berbagai definisi dan penjelasan yang tersedia.
- Pentingnya pendekatan toleransi dalam pembelajaran bacaan Al-Qur’an, dengan mempertimbangkan berbagai tingkatan kemampuan dan pengalaman murid.
- Kajian ini menunjukkan bahwa terdapat variasi praktik dalam panjang bacaan Ghunnah dan Mad Thobii, yang memungkinkan adanya interpretasi yang berbeda-beda.
Dengan demikian, perdebatan seputar panjang bacaan dalam tajwid menawarkan ruang diskusi yang luas. Namun, untuk memastikan kualitas bacaan yang baik, saya mendorong untuk melakukan rekaman dan analisis pribadi sesuai dengan metode yang telah disebutkan.
Mari bergabung dengan Markaz Qiroat Indonesia. Selain belajar ilmu qiro’at ada juga berbagai macam program lainnya seperti, syarah mutun, tahfidz, tasmi mutun, tahqiq sanad, dan lain sebagainya. Bisa jadi, andalah pemilik sanad qiroat selanjutnya.