
Menelisik Bacaan Tashil di Matn Syathibiyyah
Tentu kita semua tidak asing dengan istilah “bacaan tashil”. Sebuah bacaan yang sangat masyhur dalam riwayat hafsh an ashim, yaitu terletak pada kata ءاعجمي. Beberapa di antara kita, dahulu diajarkan bahwa makna tashil adalah “meringankan bacaan hamzah yang kedua.” Iya tidak?
Namun, tahukah Anda? Bahwasanya penjelasan tashil ini diabadikan oleh Imam Asy-Syathibi di dalam matn beliau “Hirz al-Amani Wa Wajh at-Tahani” yang dikenal dengan matn syathibi. Tepatnya di bait ke 213 atau bait ke 12 dalam bab dua hamzah yang terletak pada dua kata.
Beliau menyampaikan dalam bait tersebut,
… وَالْمُسَهَّلُ بَيْنَ مَا هُوَ الْهَمْزُ وَالْحَرْفِ الَّذِيْ مِنْهُ أُشْكِلَا
Tafsirannya kurang lebih seperti ini,
Hamzah bertashil itu merupakan bacaan diantara huruf hamzah dan huruf induk dari harokat hamzah tersebut.
Maksud dari “huruf induk dari harokat” adalah:
* Alif merupakan huruf induk dari fathah
* Ya’ merupakan huruf induk dari kasroh
* Waw merupakan huruf induk dari dhommah
Kita masuk ke contoh ya,
Misal pada kata ءاعجمي
Kita tahu pada kata di atas, bacaan tashil terletak di hamzah kedua. Maka kita lihat hamzah kedua tersebut.
Harokat pada hamzah (yang dibaca tashil tersebut) adalah fathah, maka tashil nya adalah bacaan di antara hamzah dan alif (karena alif merupakan huruf induk dari harokat fathah).
Contoh lain pada kata أَءُنْزِلَ
Pada kata tersebut Imam Warsy membaca hamzah kedua dengan tashil. Maka tashil disini adalah bacaan di antara hamzah dan waw (karena waw merupakan huruf induk dari harokat dhommah).
Contoh bacaan tashil pada hamzah berkasroh adalah ءَاِنَّكَ
Bacaan tashil pada kata di atas terletak di hamzah kedua. Maka kita lihat harokat dari hamzah kedua, yaitu kasroh. Induk dari kasroh adalah ya’. Sehingga tashil disini adalah bacaan di antara hamzah dan ya’.
Tentu untuk mengetahui bacaan tashil secara ada’ (praktek) kita harus bertalaqqi langsung kepada syekh (guru) mutqin yang berkompeten di bidang ini.
اللهم أعلم بالصواب
@qonitadzakia