
Hadits Musalsal Bil Awaliyah dan Ilmu Qiroat (Bagian 1)
الحمدلله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين، و بعد
Pembaca yang budiman, barangkali diantara kita ada yang pernah mendengar tentang istilah hadits rahmah atau hadits musalsal bil awaliyah?
Ada suatu kebiasaan di kalangan ulama terdahulu yang hingga kini masih dipelihara dari generasi ke generasi,yaitu saat mereka memulai mengajarkan suatu hadis atau ilmu dalam suatu majlis, umumnya akan memulai dengan membacakan/dibacakan hadis berikut,
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Yang artinya kurang lebih :
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru, semoga Allah meridhoi keduanya, dia berkata; Rasulullah -sallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
“Orang yang bersifat rahmat (kasih sayang) akan dikasihi oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, maka sayangilah penduduk di bumi, niscaya kalian akan dikasihi oleh penduduk di langit.”
[Hadits ini di riwayatkan oleh al-Imam Ahmad, al-Tirmizi, Abu Daud, al-Hakim dalam al-Mustadrak ‘Ala Sahihain dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra. Berkata imam al-Tirmizi saat mengomentari hadits ini : “Hadits ini adalah Hasan Sahih.”].
Hadits di atas itulah yang dikenal di kalangan ahli hadits dengan istilah hadits musalsal bil awaliyah atau disebut juga dengan hadits rahmah.
Pembaca budiman yang semoga dirahmati Allah, mari kita bahas lebih rinci lagi mengenai hadits musalsal bil awaliyah ini.
Kita mulai dengan pengertian hadits. Hadits adalah setiap perkataan, perbuatan atau ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Adapun musalsal secara bahasa artinya adalah berurutan, bersambung atau berantai, hadits musalsal artinya hadits yang disampaikan para perawi secara berurutan dan sama dalam keadaan dan situasi tertentu, bisa berupa perbuatan, perkataan, cara menyampaikan, atau kondisi perawi (misalnya : sama-sama menyebutkan nama kuniyah (abu fulan), atau perawinya sama-sama dari Bashrah) , dan sebagainya.
Apa faedah hadits musalsal ini?
Menurut para ahli hadits, bentuk periwayatan hadits musalsal ini dapat memperkuat hafalan seseorang tentang suatu hadits, karena dalam sebuah hadits, ada hal lain yang menunjang untuk diingat, yaitu keadaan saat menerima hadits tersebut dari gurunya, baik perkataan atau perbuatan beliau.
Jika merekam suatu keadaan, tentu hadits yang sudah dihapal dan diketahui tadi bisa dengan mudah untuk diingat kembali. Disamping itu hadits musalsal memotivasi perawi dalam meneladani Nabi sampai detail, misalkan setelah menyampaikan hadits, kemudian memegang jenggot, menggabungkan jari jemari, dan sebagainya. Juga diantara manfaat hadits musalsal adalah sebagai tambahan penjelasan tentang ketelitian para perawi. Karena mereka meriwayatkan secara detail sampai pada sifat yang dilihat pada perawi sebelumnya, mereka bisa mengungkapkan dan mencontohkan pada para perawi setelahnya.
Adapun bil awaliyah artinya “sebagai pelajaran pertama”, hal ini karena para ulama hadist mulai dari murid imam Sufyan bin ‘Uyainah sampai sekarang mentradisikan bahwa hadist tersebut selalu diajarkan dalam kondisi sebagai pelajaran pertama yang diajarkan kepada murid-muridnya.
Dengan demikian hadis musalsal bil awwaliyah bisa kita artikan: hadis musalsal yang setiap perawinya meriwayatkan dengan menyebutkan bahwa hadits ini adalah hadits yang pertama kali dia dengar atau riwayatkan dari gurunya secara bersambung sampai ke Al-Imam Sufyan ibn Uyainah rahimahullah.
Untuk lebih jelasnya, dalam meriwayatkan hadits musalsal bil awaliyah ini, seorang guru akan berkata kepada hadirin dengan kalimat kurang lebih : “Saya telah mendengar hadits ini dari fulan (guru saya, misalkan namanya si A) dan hadis ini adalah hadits pertama kali yang saya dengar dari beliau, dan beliau (si A) mendengar hadits ini dari fulan (guru dari guru, sebut saja si B), dan itu adalah hadits yang pertama kali dia dengarkan dari gurunya, si fulan (misalkan si B) itu”. Begitu seterusnya sampai kepada Ibn Abi Umar, dari Sufyān dari ‘Amri bin Dinar dari Abi Qābus dari Abdullah bin ‘Amri (perawi awal hadits ini) dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam , baru kemudian menyebutkan hadits di atas.
Hadits musalsal bil awaliyah ini dinamakan juga dengan Hadits Ar-Rahmah, karena isi dan kandungan haditsnya adalah tentang rahmat. Ulama mendefinisikan rahmat dengan kelembutan hati yang mendorong seseorang atau makhluk hidup untuk berbuat kebaikan kepada sesamanya atau lainnya. Rahmah merupakan kebaikan yang diberikan Allah kepada makhluk hidup sehingga mereka mempunyai sikap yang baik terhadap sesama makhluk hidup dan memberikan manfaat kepadanya.
Lalu, apa kaitannya hadits musalsal bil awaliyah atau hadits rahmah ini dengan ilmu qiroat?
In sya Allah ini yang akan dibahas lebih lanjut pada tulisan yang akan datang dengan ijin Allah..
Jazaakumullohu khoiron wa baarokallohu fiikum. []