Pengaruh Fokus
Oleh: Teuku Reza Ervani
Dia membuka mushafnya, berniat ingin membaca Al-Quran. Tapi tidak berlalu satu menit, gawai disisinya terasa menggoda sekali. “5 menit aja”, pikirnya. Tak terasa, setengah jam sudah ia berkelana di dunia maya. Dan ketika sudah lelah, dia menutup gawainya, berazam untuk melanjutkan bacaannya. Lalu ya, kantuk pun menyerangnya. Kali ini, setan berhasil menghalanginya dari niatan baiknya.
Pernah merasa seperti ini? Sering? Sulit mengatasinya?
Dalam beraktifitas dengan aktifitas yang yang membutuhkan pikiran, kita membutuhkan fokus, termasuk menghafal Quran. Dan sayangnya, di zaman kita, hal ini bagai emas. Sulit sekali direalisasikan dengan begitu banyak penghalang di sekitar kita.
Coba kita perhatikan apa yang diceritakan oleh Dr. Abdul Wahhab tentang pengalamannya sendiri; bagaimana fokus membuat sesuatu yang dirasa mustahil, bisa dicapai dengan izin Allah.
Beliau berkata dalam kitabnya “Rihlati Al-Fikriyyah”:
Pada tahun 1963 M, saya datang ke Amerika Serikat untuk studi. Saya merasakan kengerian posisi saya; mahasiswa mesir belajar dengan dosen-dosen penting Sastra Inggris di dunia, dan tidak ada mahasiswa Arab selain saya.
Ketika mereka memberikan daftar teks-teks dan referensi-referensi, saya mendapatinya panjang dengan model yang tak dapat dipercaya. Maka saya menyewa hotel di samping Universitas Colombia dan saya mengosongkan waktu untuk membaca dan belajar.
Saya membaca semua karya para penyair roman Inggris (objek spesialisasi saya) dan banyak dari buku-buku kritik dari mereka, drama penampilan modern, dan karya-karya Milton..
Lalu saya keluar dari masa pengeraman ini dan saya telah memiliki ubun-ubun pembicaraan kritik sampai saya diberikan hak untuk masuk ke dialog bersama teman-teman dan dosen-dosen saya.
Saya menyadari bahwa hampir-hampir saya adalah satu-satunya mahasiswa yang mengerjakan tindakan ini yang mirip dengan bunuh diri. Lalu saya terkenal, sampai pada tingkat saya mulai memberikan bimbingan kepada teman-teman saya.
Fokus. Fokus. Dan fokus. []