
Apa Bedanya Tasmi dan Murojaah?
Apakah tasmi itu? Kegiatan tasmi adalah merupakan kegiatan kelulusan Tahfidz (Menghafal) Qur’an yang ditandai dengan memperdengarkan bacaan Al Quran tanpa kesalahan di hadapan para penguji.
Sejatinya kegiatan ini dilaksanakan sebagai sarana untuk menguji dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hafalan Quran seseorang. Dengan kata lain, kekuatan hafalan peserta akan diuji pada momen ini. Kelulusan mereka dalam kegiatan tasmi’ ini akan menjadi bukti bahwa mereka telah benar-benar memiliki hafalan qur’an dengan kuantitas dan kualitas yang baik.
Lantas, apa pakah perbedaan antara tasmi’ dengan murojaah (Al-Qur’an)?
Secara etimologi, Tasmi’ berasal dari kata bahasa Arab, yaitu استمع yang artinya mendengarkan.
Secara terminologi, tasmi’ berarti memperdengarkan beberapa ayat Al-Qur’an kepada pendengar. Secara umum, istilah tasmi’ ini dipahami sebagai “melantunkan al-Qur’an yang dihafal tanpa melihat mushaf kepada pendengar (bisa ke ustadz atau teman).
Sedangkan Arti muroja’ah secara etimologi adalah tinjauan ulang, revisi, pemeriksaan kembali, pertimbangan ulang, penelitian, pengecekan.
Murojaah hafalan, yaitu mengulang-ngulang ayat yang sudah pernah disetorkan dengan cara membaca ayat tersebut tanpa melihat mushaf.
Perbedaan Tasmi’ dan Muroja’ah
1. Tasmi’ harus ada pendengarnya dan harus manusia ya yang mendengarkan. Sedangkan muroja’ah tidak harus ada pendengarnya, artinya jika ingin muroja’ah juz 1 berarti bisa dilakukan secara mandiri atau dilakukan di hadapan ustadz atau teman supaya bisa dikoreksi bagian mana yang salah atau terlupa.
2. Tasmi’ biasanya dibatasi minimal 1 juz dan biasanya jumlah ayat yang dilantunkan lebih banyak daripada murajaah. Sedangkan muroja’ah bebas, bisa perayat, perhalaman, perjuz dsb.
3. Tasmi’ biasanya sebagai bahan ujian tahfidz Al-Qur’an (hafalan Al-Qur’an). Nah, muroja’ah ini sebagai latihannya atau persiapan menuju ujian tersebut.
4. Tasmi’ sebisa mungkin tidak ada kesalahan atau lupa. Karena tasmi’ kan ujian ya sebisa mungkin jangan ada kesalahan dan ayat yang lupa dong. Sedangkan muroja’ah boleh lupa, karena memang untuk latihan menguatkan ayat yang sudah pernah dihafal sebelumnya).
5. Tasmi’ karena bersifat ujian, jadi jarang dilakukan atua periodik (misalnya satu minggu sekali, satu bulan sekali, dua bulan sekali). Sedangkan muroja’ah sebisa mungkin dilakukan setiap hari sebagai persiapan dan latihan menuju tasmi’.
Semoga membantu. []